Otak adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya.
Tapi tanpa disadari, setiap harinya otak bisa mengalami kerusakan dari
kebiasaan hidup sehari-hari.
Seperti
dilansir Calorielab, Kamis (11/2/2010), otak manusia terdiri lebih dari 100
miliar saraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu saraf lain. Otak adalah
organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem saraf pusat. Otak
mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh
homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan
suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi,
ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak
adalah penyalur energi terbesar bagi tubuh. Meski ukuran otak hanya sebesar 2
persen dari keseluruhan berat badan manusia, tapi seluruh kegiatan tubuh
dikontrol olehnya. Artinya jika berat badan seseorang 60 kg, maka berat otaknya
sekitar 1,2 kg. Hampir 75 persen otak manusia terdiri atas air. Hanya
sekitar 10% fungsi otak yang difungsikan oleh manusia, dengan demikian
seharusnya masih banyak potensi otak yang belum diolah oleh manusia. Apalagi
kekuatan kompetensi otak adalah sekitar 1013 – 1016 operasi per detik. Untuk
itulah otak perlu dijaga dan dirawat, jika tidak penyakit-penyakit yang merusak
otak pun bisa terjadi. Seperti dikutip dari Healthmad, Kamis (11/2/2010),
berikut ini 10 kebiasaan sepele yang menyebabkan otak menjadi rusak, yaitu :
1. Tidak sarapan
Mereka
yang tidak sarapan akan memiliki kadar gula darah yang rendah. Hal ini akan
memicu ketidakcukupan nutrisi pada otak padahal otak butuh nutrisi yang cukup
untuk tetap bisa bekerja. Akibat kurang suplai nutrisi terutama glukosa,
akhirnya kemampuan otak akan cepat menurun.
2. Makan berlebihan
Sikap
yang terlalu berlebihan bisa mengeraskan pembuluh darah di otak yang akhirnya
dapat menurunkan kekuatan mental.
3. Merokok
Semua
orang tahu merokok itu tidak baik untuk kesehatan dan ada banyak dampak buruk
yang dihasilkan bagi organ tubuh jika merokok. Khusus untuk organ otak, merokok
bisa menyebabkan otak menyusut dan memicu penyakit pikun atau Alzheimer.
Sel-sel saraf akan menyusut pada bagian hippocampus dan korteks depan yang
berfungsi menyimpan ingatan.
4. Konsumsi gula berlebih
Terlalu
banyak mengonsumsi gula akan mengganggu proses penyerapan protein dan nutrisi
sehingga tubuh akan mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) dan akhirnya
mengganggu perkembangan otak.
5. Polusi udara
Otak
adalah organ yang mengonsumsi oksigen paling banyak dari tubuh. Menghirup udara
yang penuh polusi akan mengurangi suplai oksigen ke otak dan akhirnya
mengurangi efisiensi otak dalam bekerja.
6. Kurang tidur
Tidur
akan membuat otak berisitirahat. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama sama
saja dengan membunuh sel otak perlahan-lahan karena otak terus dipaksa untuk
tetap menyala padahal otak juga butuh istirahat.
7. Menutup kepala saat tidur
Tidur
dengan kepala ditutup bantal misalnya, akan meningkatkan konsentrasi
karbondioksida ke otak. Saat bernafas dengan kepala tertutup, karbondioksida
hasil bernafas akan masuk kembali ke dalam tubuh dan hal itu sangat berbahaya.
8. Tetap bekerja dalam keadaan sakit
Memaksakan
diri untuk bekerja atau belajar dalam kondisi sakit sangat tidak baik untuk
otak dan akan merusak sel-sel otak.
9. Jarang berbicara
Percakapan
akan membantu seseorang untuk terus mengaktifkan sel-sel otaknya, apalagi
percakapan yang berbau intelektual. Orang yang jarang berbicara akan membiarkan
sel-sel otaknya mati perlahan-lahan karena tidak pernah mengaktifkannya.
10. Jarang menstimulasi pikiran
Berpikir
adalah cara paling baik untuk melatih otak. Kurang menstimulasi otak dengan
berbagai hal akan menyebabkan otak menyusut. Sel-sel otak akan mati karena
tidak ada sesuatu yang membuat otak berkembang.
Penyakit
yang berhubungan dengan otak antara lain ketidak mampuan berkomunikasi
(Asperger syndrome), trauma atau kerusakan batang otak (traumatic brain
injury), keterbelakangan mental (Down syndrome), epilepsi, autisme, ganguan
kejiwaan (psychiatric disorders), penyakit disorientasi otak (Alzheimer),
kelainan otak kronis yang mengganggu pergerakan (Parkinson), kelumpuhan
(Paralyses), kerusakan atau kematian sebagian otak (partial brain degenerative
disorder), Szhizoprenia dan lainnya. Pengobatan yang biasa diterapkan untuk
penyakit-penyakit otak adalah menggunakan obat-obatan dan terapi psikis. Tapi
kini peneliti dan para ilmuwan sedang giat mengembangkan teknik pengobatan
terapi gen dan stem cell yang diyakini dapat memperbaiki neuron atau bagian
otak yang telah rusak atau mati.
Selain
itu, pengembangan virus tertentu yang telah dimodifikasi secara molekular juga
menjadi alternatif baru yang sedang duji peneliti. Virus yang telah dilemahkan
ini kemudian diinjeksi ke pasien dan selanjutnya akan bermanfaat memperbaiki
sistem saraf yang rusak.
Diposkan
oleh Fiky Dakwah
No comments:
Post a Comment